Peserta Diklatpim IV Banyuwangi Blitar Benchmark ke Banyuwangi

Berita Banyuwangi - Kemajuan- kemajuan yang telah dicapai Banyuwangi , menjadikan kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini menjadi rujukan kabupaten-kabupaten lain untuk ngangsu kaweruh. Setelah rombongan aparat pemprov Jatim yang belajar intrepreneurship, Sabtu (19/9) yang lalu, giliran 40 peserta Diklatpim IV Kabupaten Blitar yang melakukan benchmark to best practices ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini, Senin (21/9).

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Blitar, Achmad Lazim, mengatakan kedatangan rombongan peserta Diklatpim IV ke Banyuwangi bertujuan untuk melaksanakan salah satu mata diklat yakni benchmarking. Benchmarking merupakan proses membandingkan dan mengukur suatu kegiatan organisasi terhadap proses operasi terbaik di kelasnya. “Lokus yang kami fokuskan pada benchmarking kali ini adalah proses pelayanan publik di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT), pelayanan di kecamatan, dan inovasi pengelolaan potensi pariwisata Kabupaten Banyuwangi,” kata Lazim yang juga ketua rombongan peserta diklatpim IV ini.

Dikatakan Lazim, alasan pemilihan lokus yang salah satunya adalah pengelolaan pariwisata karena Banyuwangi dinilai telah berhasil mengelola potensi daerahnya dengan baik sehingga mampu menarik investor dan wisatawan. Hal ini berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat. "Saya amati, Banyuwangi ini hebat sekali menggali dan mengelola potensi daerahnya. Banyak tradisi masyarakatnya yang dikemas apik dalam sebuah festival sehingga mampu menjadi daya tarik yang mengundang wisatawan untuk hadir di sini,” terang Lazim.

Kami berharap, lanjut Lazim, peserta diklatpim bisa mempelajari dan mengadopsi hal-hal positif yang ada di ketiga lokus, tidak hanya pada lokus kepariwisataan namun juga lokus pelayanan di BPPT dan kecamatan . Sehingga nantinya dapat mereka jadikan modal untuk diterapkan di Kabupaten Blitar,” imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Pemkab Banyuwangi, Wiyono, menyampaikan setiap daerah punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Benchmark tidak harus meniru daerah lain.Tetapi bagaimana mengembangkan potensi daerahnya. Seperti Banyuwangi yang mengembangkan ekowisata dengan menjual keaslian alam, bukan mencontoh daerah lain karena belum tentu yang ada di sana cocok untuk dikembangkan di Banyuwangi. “Begitu juga Blitar, silakan adopsi apa yang baik dari Banyuwangi untuk diterapkan di sana,” ujar Wiyono saat menerima rombongan ini di Ruang Rempeg Jogopati. (Humas Protokol)
sumber:banyuwangikab.go.id

0 Response to "Peserta Diklatpim IV Banyuwangi Blitar Benchmark ke Banyuwangi"

Posting Komentar