sojc 2015 |
Tiket penonton yang menjadi andalan untuk menutup biaya penyelenggaraan tidak sesuai harapan. Akibatnya, panpel gigit jari. Bahkan, panpel masih menanggung utang kepada berbagai pihak hingga kemarin. Salah satu yang menjadi korban adalah Persewangi.
Gara-gara pembayaran match fee pertandingan belum klir, dua pemain rekrutan The Lasblang, (Laskar Blambangan) yaitu Ferdinand Sinaga dan Slamet Nur Cahyo, dirugikan. Dua pemain tersebut belum mendapatkan sebagian honor dari even tersebut.
Hanya saja, belum diketahui secara persis kekurangan yang belum terbayar. Yang pasti, keduanya masih tertahan di Bumi Blambangan sambil menunggu pencairan. Sekadar tahu, Persewangi mendapatkan match fee senilai Rp 35 juta untuk sekali bertanding.
Jika dikalkulasikan, Merah-Hitam terima dana senilai Rp 105 juta. Rinciannya, melawan Bali United Pusam, Indonesia All Star, dan Arema. Pertandingan perdana melawan Indonesia All Star, pembayaran kepada Persewangi tuntas tanpa kendala.
Tetapi, masalah mulai mengemuka ketika pertandingan kedua melawan Bali United Pusam. Dana yang dibayar hanya Rp 10 juta dan pertandingan melawan Arema dibayar Rp 20 juta. Otomatis, dana yang belum direalisasikan senilai Rp 40 juta.
Setiap pemain mendapatkan jatah bervariasi. Pemain inti dibayar Rp 1 juta, sedangkan pemain pengganti mendapat Rp 750 ribu. Pemain lain yang tidak turun lapangan menerima gaji senilai Rp 500 ribu. Dana itu di luar honor Slamet Nur Cahyo dan Ferdinand Sinaga.
Kedua pemain tersebut mendapatkan jatah lebih banyak daripada pemain lain. Cuma dalam draf kontrak, dengan dana Rp 35 juta itu Persewangi harus menyertakan tiga pemain, yaitu Ferdinand Sinaga, Slamet Nur Cahyo, dan Oktavio Dutra.
Namun, nama terakhir tidak ada. Belum ada solusi terkait roblem yang menimpa dua pemain tersebut. Ferdinand Sinaga mengaku menerima jika tidak dibayar semua asalkan dirinya bisa segera pulang kampung. ‘’Ferdi hanya butuh tiket pulang ke Makassar,” ungkap asisten pelatih Persewangi, Imam Hambali.
Dia mengaku masih bingung terkait dana yang belum dibayar kepada dua pemain itu. Menurut dia, semestinya dana yang mengalir ke manajemen dibagi kepada semua pemain. ‘’Saya sendiri belum dibayar pertandingan terakhir,” katanya.
Makanya, dia berinisiatif melakukan iuran antar pemain untuk menanggulangi masalah yang menerpa Ferdinand dan Slamet Nur Cahyo. Mengenai kelanjutannya, masalah tersebut akan diselesaikan di kemudian hari. ‘’Yang penting Ferdi dan Slamet bisa pulang dulu.
Kasihan mereka,” jelasnya. Panpel mengakui masih menanggung utang kepada Persewangi. Namun, panpel mengaku sudah memberikan jaminan mobil ke Persewangi. ‘’Semestinya dana Rp 20 juta yang dibayar terakhir itu dibagi dulu. Cukuplah untuk pulang,” kata bendahara panpel SoJC 2015, Anis Samsudi, kemarin.(radar)
0 Response to "Panpel Sunrise Of Java Cup Masih Tunggak Utang"
Posting Komentar