Isak Tangis Keluarga TKI

korban kapal karam
korban kapal karam

Berita Banyuwangi - Jenazah Bella Vioela Jaya, 18, tenaga kerja Indonesia (TKI), yang menjadi korban kapal karam di Selat Malaka pada Kamis (3/9) lalu tiba di rumah orang tuanya di Dusun Krajan, Desa Taman agung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, sore kemarin (9/9).

Kedatangan jenazah korban itu langsung disambut hujan tangisan keluarga. Para tetangga yang ikut menyambut kedatangan jenazah korban juga banyak yang tidak kuasa menahan tangis. Mobil ambulans milik Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LP3TKI) Surabaya yang mengangkut jenazah korban tiba di rumah duka sekitar pukul 15.05.

Ibu kandung korban, Evi Emi Cahya, yang mulanya duduk langsung berteriak histeris saat peti jenazah dibawa ke rumah. “Anakku. Minggiro-minggiro aku pingin ndelok anakku (Anakku. Minggir-minggir, saya ingin melihat anakku),” cetus Evi Emi Cahya sambil menangis histeris.

Sejumlah kerabat tampak berusaha menenangkan ibu korban yang terus menangis dengan histeris itu. Jenazah korban tidak lama berada di rumah duka, hanya sekitar 30 menit. Setelah disalatkan, peti jenazah kembali dimasukkan mobil ambulans dan dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.

Aktivis Lembaga Buruh Migran Banyuwangi, Mariatul Qibtiyah, yang ikut mendampingi pemulangan jenazah Bella Vieola Jaya mengatakan, pihaknya baru mengetahui meninggalnya korban setelah diberi kabar Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui telepon seluler pada Selasa (8/9).

“Dari informasi itu, saya langsung menyampaikan ke P4TKI di Banyuwangi,” katanya. Dari koordinasi itu, diketahui Bella menjadi salah satu korban tenggelam kapal laut yang mengangkut TKI di Selat Malaka pada Kamis (3/9) lalu.

Setelah itu, salah satu staf P4TKI melakukan kroscek ke rumah korban. “Saya hanya mendapat kabar dan langsung menindaklanjuti pemulangannya,” ungkapnya. Pemulangan jenazah korban sempat tertunda beberapa jam.

Sebelumnya, jenazah Bella dijadwalkan dipulangkan dengan pesawat dari Malaysia ke Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, lalu lanjut ke Bandara Juanda, Surabaya. Sedianya jenazah tiba di rumah keluarga pada Rabu pagi pukul 04.00.

“Tetapi, pesawat delay, jadi kedatangan jenazah mundur,” cetusnya. Sementara itu, paman korban yang bernama Mohammad Safuan mengatakan, keluarga sangat terpukul dengan meninggalnya korban. Atas nama keluarga, pihaknya minta maaf dan berterima kasih kepada semua tetangga dan kerabat yang telah membantu pemulangan dan pemakaman korban.

“Kami hanya bisa memohon maaf bila Bella punya salah,” katanya. Seperti diberitakan Jawa Pos Radar Genteng sebelumnya, satu dari puluhan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban kapal yang karam di sekitar perairan Selat Malaka pada Kamis (3/9) ternyata berasal dari Kabupaten Banyuwangi.

TKI yang bernasib malang itu adalah Bella Vioela Jaya, 18, asal Dusun Krajan, RT 1, RW 4, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring. Bella ikut menjadi korban saat perjalanan dari Malaysia menuju Sumatera.

“Bella berangkat ke Malaysia sekitar tiga bulan lalu,” cetus paman korban, Muhamad Safuan. Safuan yang tinggal hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah keluarga korban mengaku tidak tahu saat keponakannya itu berangkat ke Malaysia.

Saudara yang lain juga banyak yang tidak tahu. “Berangkatnya itu sebelum Lebaran,” katanya. Menurut Safuan, keluarga baru tahu Bella pergi ke Malaysia setelah dia tiba di Negeri Jiran itu. Saat itu keponakannya telepon kepada ibu kandungnya, Evi Emi Cahya.

“Tiba di Malaysia kontak dengan keluarga, termasuk kepada ibunya,” ujar mantan anggota DPRD Banyuwangi itu. (radar)

0 Response to "Isak Tangis Keluarga TKI"

Posting Komentar