embung air |
Belum diketahui pasti penyebab longsornya tebing embung air setinggi lima meter itu. Ironisnya, embung penampung air itu belum pernah beroperasi. “Belum ada setahun. Malah belum berfungsi sudah ambrol,” ujar Paimin, 54, salah seorang petani Desa Wringin Pitu.
Petani sangat menyayangkan ambrolnya proyek tersebut. Apalagi, mereka belum pernah menikmati proyek yang dibiayai Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI itu. “Anggarannya besar, kok bisa cepat ambrol. Dibuatkan sumur bor dapat 10 titik dan sudah bisa dinikmati,” katanya.
Camat Tegaldlimo, Ahmad Laini mengatakan, proyek embung air itu merupakan bantuan dari Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Balai Besar Wilayah Sungai Brantas tahun anggaran 2014. Membangun embung air itu telah menghabiskan dana Rp 2 miliar.
“Saya tidak begitu jelas. Dulu hanya mendapat laporan,” terang Camat Laini saat dihubungi melalui telepon seluler kemarin siang (7/8). Camat Laini menyayangkan pembangunan embung yang kini ambrol tersebut. Plengsengan setinggi lima meter dengan panjang 65 meter itu kini rusak.
Pagar besi yang terpasang mengelilingi embung seluas lapangan sepak bola itu juga ada yang longsor. Embung air di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas itu cukup rawan dan tidak bisa digunakan petani. Dua kantor di sebelah barat embung tertutup rapat dan tidak beroperasi.
Bahkan, toilet di kantor itu penuh botol bekas minuman keras (miras). Luas embung di Desa Wringin Pitu tersebut sekitar satu hektare. Proyek itu rencananya digunakan menampung air untuk mengaliri persawahan milik warga. Air yang akan ditampung diambil dari Sungai Kalisetail. “Air rencananya dari Kalisetail,” ujar Camat Laini. (radar)
Bahkan, toilet di kantor itu penuh botol bekas minuman keras (miras). Luas embung di Desa Wringin Pitu tersebut sekitar satu hektare. Proyek itu rencananya digunakan menampung air untuk mengaliri persawahan milik warga. Air yang akan ditampung diambil dari Sungai Kalisetail. “Air rencananya dari Kalisetail,” ujar Camat Laini. (radar)
0 Response to "Embung Senilai Rp 2 M Ambrol"
Posting Komentar