BANYUWANGI – Para pemudik yang melintas di jalanan Banyuwangi wajib ekstra waspada. Sebab, sejumlah ruas jalan berpotensi sebagai penyebab kecelakaan dan rawan kemacetan. Kepolisian menganalisis ada dua titik rawan kecelakaan dan macet di Banyuwangi.
Titik rawan pertama berada di jalan raya Jember Km 267-269, tepatnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore. “Titik rawan kedua di Jalan Raya Situbondo Km 274-278, Desa Bulusan, Kecamatan Wongsorejo,” kata AKBP Bastoni Purnama, Kapolres Banyuwangi.
Kedua titik tersebut, menurut kapolres dianggap rawan kecelakaan karena merupakan jalur bebas dua arah yang cukup padat kendaraan. Selain itu, ruas jalan bergelombang, sedangkan bahu jalan lebih rendah. Kondisi jalan bukan satu-satunya penyebab rawan kecelakaan.
Di kedua titik tersebut rambu petunjuk arah tergolong minim dan lampu penerang jalan kurang. “Pengguna jalan wajib hati-hati, sebab kalau malam hari jalanan gelap,” ujar perwira asal Way Kanan, Lampung, itu. Selain rawan kecelakaan, Bastoni juga mengharapkan pemudik mewaspadai tiga titik rawan kemacetan.
Pertama berada di Gunung Gumitir, perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Jember. Kedua di Hutan Baluran, yang menjadi batas Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo. Titik rawan kemacetan terakhir berada di Desa Kapuran hingga Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, atau tepatnya di Jalan Raya Situbondo Km 279-281.
Desa Kapuran hingga Desa Ketapang biasanya rawan macet sebagai imbas antrean kendaraan yang akan menyeberang ke Bali. “Volume kendaraan yang menyeberang tidak sebanding dengan daya angkut kapal,” katanya. Sementara itu, Polres Banyuwangi memprediksi jumlah pemudik tahun ini meningkat 20 persen dibandingkan tahun lalu.
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2 dan H-1 Lebaran atau 15-16 Juli 2015. Arus balik diprediksi berlangsung puncak pada 25 Juli mendatang. (radar)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Ketapang Macet, Baluran Kecelakaan"
Posting Komentar