Banyuwangi Raih Gelar Penghargaan Budaya 2015 dari Kemendikbud

Berita Banyuwangi -  Dalam kurun empat tahun terakhir, pemerintah kabupaten Banyuwangi berupaya keras mengangkat seni dan budaya daerah ke kancah luas. Konsistensi ini akhirnya mendapatkan apresiasi positif dari Kementrian pendidikan dan Kebudayaan RI dengan menganugerahi Kabupaten The Sunrise of Java ini, Penghargaan Kebudayaan 2015 kategori pemerintah daerah.

Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan oleh Mendikbud Anies Baswedan kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Gedung Teater, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (22/9).

Penghargaan ini diberikan lantaran pemangku kepentingan di Banyuwangi dianggap memiliki political will dalam menjaga dan memiliki nilai-nilai budaya bangsa yang memiliki arti penting sebagai acuan untuk menyikapi perubahan.

"Eksistensi kebudayaan di suatu daerah sangat bergantung pada peran serta dan kepedulian masyarakatnya. Saya sangat berterima kasih kepada para tokoh penggerak dan pelestari kebudayaan ini. Mereka adalah kategori tokoh yang menjadikan budaya sebagai kehidupannya," kata Anies.

Menurut Anis, apa yang dilakukan para tokoh ini mengikuti apa yang dulu dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantara. Mereka adalah yang tidak segan untuk meneruskan pemeliharaan kebudayaan untuk kemajuan bangsa. "Mereka juga adalah yang tidak segan memasukkan kebudayaan luar, asalkan bisa memperkaya khazanah budaya Indonesia. Saya juga meminta, kepada para maestro, swniman dna budayawan untuk luangkan waktu anda untuk berinteraksi dengan anak muda. Interaksi akan menyuntikkan darah segar bagi generasi penerus kita, sehingga kebudayaan kita tetap lestari dan berkembang," kata Anis di hadapan para tokoh dan ratusan tokoh nasional yang turut hadir.

Bupati Anas mengatakan apresiasi pemerintah pusat terhadap upaya pemerintah daerah mengangkat eksistensi budaya Banyuwangi merupakan sebuah penghargaan yang sangat menggembirakan. Ini menjadi semangat untuk terus melesatrikan kebudayaan daerah. “Kami sangat berterima kasih atas penghargaan yang diberikan ini,” kata Anas.

Anas melanjutkan, budaya menjadi salah satu spirit yang membangkitkan semangat dalam membangun Banyuwangi. “Seni dan budaya telah menjadi spirit yang menyatu dalam masyarakat kami. Kami hanya berupaya agar seni dan budaya asli ini bisa dikenal lebih luas lagi diluar daerah dan bisa menjadi bagian dari khasanah kekayaan budaya Indonesia yang membanggakan,” kata Anas.

Untuk meneguhkan eksistensi budaya daerah, lanjutnya, berbagai momen pun dimanfaatkan. Misalnya saja mewajibkan tarian Gandrung sebagai tarian pembuka di berbagai acara baik yang digelar oleh instansi pemerintah maupun swasta. ”Melalui cara ini tarian Gandrung pun semakin dikenal dan akhirnya ditetapkan sebagai ” Warisan Budaya Takbenda” oleh Kemendikbud pada tahun 2013,” ujar Anas.

Selain itu, budaya Banyuwangi juga diangkat dan ditampilkan secara konsisten setiap tahun dalam even promosi wisata Banyuwangi Festival. Budaya daerah tersebut bahkan ditampilkan secara berbeda dan istimewa.

Seperti Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang menampilkan karnaval kostum spektakuler dengan tema seni dan budaya asli Bumi Blambangan, Festival Gandrung Sewu yang menampilkan tari Gandrung dalam suguhan kolosal. Selain itu juga ada tradisi Kebo-keboan, Seblang, Tumpeng Sewu, yang semuanya disuguhkan dengan istimewa dan disiarkan ke seluruh penjuru nusantara. “Ini adalah bentuk kebanggaan dan kecintaan kami kepada Banyuwangi dan ingin membanggakannya kepada khalayak luas,” tutur Anas.

Ditambahkan Plt Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata MY Bramuda, penghargaan budaya 2015 ini diberikan kepada 56 orang dan lembaga yang telah mengembangakan dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Penghargaan yang diberikan meliputi tiga kategori tanda kehormatan dan delapan kategori penghargaan Perorangan dan lembaga. “Banyuwangi sendiri mendapatkan penghargaan kategori pemerintah daerah bersama dengan dua daerah lainnya,” ujar Bramuda.

Sejumlah tokoh nasional terlibat dalam penilaian ini. Khusus tim penilai pemerintah daerah antara lain akademisi Komaruddin Hidayat, Meutia F Hatta, pakar otonomi daerah Ryass Rasyid. Selain juga ada Adhi Moersid konsultan arsitektur dan pengamat kebudayaan Suroso MP. (Humas Protokol)
sumber:banyuwangikab.go.id

0 Response to "Banyuwangi Raih Gelar Penghargaan Budaya 2015 dari Kemendikbud"

Posting Komentar