Dampak Abu Raung Meeting Tiga Investor Batal

gunung raung
gunung raung

BANYUWANGI – Aktivitas penerbangan di Banyuwangi kembali lumpuh total kemarin (7/8). Hujan abu yang masih mengguyur wilayah Banyuwangi dan sekitarnya memaksa otoritas perhubungan udara menutup Bandara Blimbingsari.

Melalui Notice Of Airmen (Notam) Nomor C0689/05, penutupan yang sedianya diberlakukan sejak pukul 07.00 hingga pukul10.00 kemarin diperpanjang hingga jam operasional Bandara Blimbingsari berakhir pukul 16.00. Setelah itu, sekitar pukul 18.30, keluar lagi Notam C0691.

Kali ini, penutupan bandara kembali diperpanjang hingga pukul 10.00 hari ini (8/8). Artinya, penutupan bandara berlangsung selama lima hari berturut-turut, tepatnya sejak Selasa (4/8). Usut-punya usut, lumpuhnya penerbangan di Bandara Blimbingsari itu tampaknya membawa kerugian cukup besar terhadap perekonomian di Bumi Blambangan.

Betapa tidak, gara-gara penerbangan dari dan menuju Banyuwangi lumpuh total, rencana kedatangan tiga calon investor ke kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini ditunda. Hal itu disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas kemarin. Dikatakan, pada pekan ini ada tiga calon investor yang berniat datang ke Banyuwangi untuk melakukan rapat dengan dirinya.

“Tetapi, karena penerbangan dari dan menuju Banyuwangi lumpuh, rencana pertemuan dengan investor tersebut harus di-reschedule,” ujarnya. Selain itu, penutupan bandara akibat aktivitas vulkanik Gunung Raung kali ini juga menyebabkan dua pertemuan skala nasional yang direncanakan bakal digelar di Banyuwangi juga ditunda.

Salah satunya rencana pertemuan dalam rangka hari gizi. Beruntung, dampak negatif hujan abu yang terjadi akibat hembusan material vulkanik gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut tidak sampai mengakibatkan aktivitas pokok masyarakat Banyuwangi terhenti.

Masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari menggunakan masker dan pelindung mata. Kabar baik lain, meski hujan abu kerap melanda Bumi Blambangan, tingkat kunjungan wisatawan ke Banyuwangi tetap tinggi selama beberapa hari terakhir.

Hal itu bisa dilihat dari tingginya tingkat kunjungan wisatawan ke Kawah Ijen dan hotel-hotel yang setiap hari nyaris penuh. “Lumpuhnya penerbangan ini memang berimbas pada kinerja investasi di daerah. Tetapi, tingkat kunjungan wisatawan tidak berkurang signifikan.

Aktivitas pokok masyarakat juga tetap berjalan,” kata Anas. Jika penutupan Bandara Blimbingsari berlangsung dalam waktu lama, pihaknya menyiapkan beberapa alternatif agar calon investor tetap mau datang ke kabupaten ujung timur tanah Jawa ini.

“Investor tertentu akan kami siapkan mobil khusus plus patroli dan pengawalan (patwal) yang akan menjemput mereka dari Surabaya atau Denpasar. Mobil Camry milik pemkab bisa digunakan,” bebernya. Sementara itu, ditanya tentang total potensi kerugian (potential lost) yang timbul akibat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Raung, Anas mengaku pihaknya belum melakukan penghitungan untuk mengetahui berapa besar potensi kerugian tersebut.

Dia menambahkan, hujan abu juga tidak berpengaruh signifikan terhadap tanaman pangan di Banyuwangi. “Sebab, di kawasan gunung Raung tidak ada tanaman pangan, hanya ada tanaman keras seperti kayu. Pengaruh terhadap tanaman pangan memang ada, tapi tidak terlalu signifikan,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Bandara Blimbingsari, Sigit Widodo mengatakan, penutupan bandara yang berlokasi di Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, tersebut dilakukan lantaran hujan abu masih melanda wilayah Banyuwangi dan sekitarnya, termasuk di kawasan bandara.

“Seperti yang kita ketahui, sampai hari ini (kemarin) wilayah Banyuwangi masih dilanda hujan abu tipis,” ujarnya. Menurut Sigit, hujan abu tersebut sangat mengganggu jalur penerbangan dari dan menuju Banyuwangi. Abu vulkanik sangat berbahaya bagi penerbangan.

“Karena itu, meski hujan abu tipis, penerbangan tetap tidak diizinkan,” cetusnya. Selain mengganggu rute penerbangan, fenomena alam tersebut juga mengakibatkan penumpukan abu vulkanik di landasan pacu (runway) Bandara Blimbingsari.

“Jika besok (hari ini, 8/8) atau lusa (besok, 9/8) bandara akan kita buka, debu yang menumpuk di runway tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu,” pungkasnya. Sekadar diketahui, aktivitas vulkanik Gunung Raung bukan kali ini saja mengakibatkan penutupan Bandara Blimbingsari.

Sebelum Idul Fitri, tepatnya 10 Juli sampai 17 Juli penutupan serupa juga diberlakukan lantaran material vulkanik yang berasal dari gunung di perbatasan Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, itu mengganggu rute penerbangan dari dan menuju Banyuwangi.

Selanjutnya, aktivitas penerbangan di Bandara Blimbingsari kembali dibuka pada periode 18 Juli sampai pukul 13.25 Selasa (4/8) lalu. Namun, mulai pukul 14.30 Selasa penutupan bandara kembali diberlakukan. Penutupan bakal berlangsung hingga pukul 10.00 hari ini.(radar)

0 Response to "Dampak Abu Raung Meeting Tiga Investor Batal"

Posting Komentar