antisipasi abu raung |
BANYUWANGI – Beberapa hari lalu, abu vulkanik Gunung Raung sempat merambah hampir seluruh kecamatan yang ada di Banyuwangi. Intensitas abu vulkanik Gunung Raung juga sempat sangat lebat. Bahkan sampai mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya bagi para pengendara sepeda motor yang melintas di jalanan kota Banyuwangi.
Namun, Kamis (6/8) kemarin intensitas abu vulkanik Gunung Raung yang dirasakan masyarakat Banyuwangi sudah sangat tipis sekali. Data Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi menyebutkan, arah angin dari Gunung Raung sampai kemarin masih menuju ke arah selatan.
Namun, kecepatan angin yang membawa abu raung bertambah. Jika sebelumnya berada pada kecepatan 27 km/jam, sejak kemarin sudah bertambah berada pada kecepatan 37 Km/jam. ”Ketinggian abu yang terbawa angin juga semakin tinggi, saat ini (kemarin) berada pada ketinggian 17 ribu feet atau sekitar 5 kilo meter,” kata prakirawan BMKG Anjar Triono Hadi.
Dia menyadari, abu vulkanik Gunung Raung yang jatuh di Banyuwangi memang menipis sejak kemarin. Bertambahnya kecepatan angin dan ketinggian angin yang membawa abu tersebut yang menjadi pemicu abu vulkanik Gunung Raung mulai menipis di Banyuwangi.
”Abu memang masih mengarah ke tenggara atau mengarah ke Banyuwangi, tapi abu yang terbawa angin ini lebih condong mengarah jauh ke arah tenggara. Artinya Banyuwangi hanya dilewati saja,” jelas Anjar Meski begitu, pihak BMKG Banyuwangi masih memprediksi arah angin yang membawa abu ini masih menuju ke arah tenggara sampai dua hari ke depan.
Namun, hal ini bisa berubah-ubah sewaktu-waktu, mengingat arah angin tersebut juga bisa berubah arah dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. ”Terus kita pantau, sementara masih mengarah ke arah tenggara,” terang Anjar.
Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Banyuwangi menyebutkan, dari laporan yang mereka terima dari berbagai kecamatan di Banyuwangi memang hampir seluruh kecamatan masih merasakan abu vulkanik Gunung Raung.
Namun intensitas abu yang dirasakan juga sangat tipis. Malahan, di Kawasan Rawan Bencana (KRB) yaitu di kecamatan Songgon, Sempu, Kalibaru dan sekitarnya menurut pihak BPBD tidak ada laporan terkait adanya abu vulkanik. Hal ini bisa saja disebabkan karena ketinggian abu vulkanik yang terbawa angin kemarin memang cukup tinggi.
”Ketinggian abu dan kecepatan abu yang terbawa angin memang meningkat dibandingkan sebelumnya. Ini yang menyebabkan abu terasa sangat tipis,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharam. Dia juga tidak bisa memprediksi sampai kapan abu vulkanik Gunung Raung ini akan terus dirasakan oleh masyarakat Banyuwangi.
Sebab, abu vulkanik Gunung Raung ini akan jatuh di mana sesuai dengan arah angin yang membawanya. ”Dari data PVMBG aktivitas Gunung Raung diperkirakan akan berlangsung lama. Kalau abu Raung akan berdampak kemana saja itu tergantung angin yang membawa,” jelas Eka.
Meski begitu dirinya tetap mengimbau kepada masyarakat khususnya bagi pengendara kendaraan untuk menggunakan masker atau pelindung wajah sementara ini. Sebab, abu vulkanik yang jatuh sangat halus sekali dan bisa mengganggu penglihatan maupun pernapasan.
”Tetap gunakan masker dan kacamata kalau bepergian,” pungkas Eka Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi Rabu (5/8) malam kemarin, intensitas abu vulkanik Gunung Raung masih sangat terasa. Apalagi bagi pengendara kendaraan roda dua, abu vulkanik masih terasa menghantam mata saat kita mengendarai kendaraan apabila tidak menggunakan pelindung mata.
Namun, sejak Kamis (6/8), pagi kemarin sampai sore intensitas abu vulkanik yang jatuh sudah mulai menipis. (radar)
0 Response to "Abu Raung Mulai Menipis"
Posting Komentar