warga luar daerah memadati muncar |
Warga dari luar daerah itu datang bersama anggota keluarga. Mereka ramai-ramai ke Muncar untuk me lihat petik laut dengan menyewa bus. “Kami setiap tahun carter bus, kebetulan punya keluarga di Muncar,” cetus Siti Asiyah, 54, salah seorang pengunjung asal Kabupaten Sumenep, Madura.
Tradisi petik laut di Muncar, terang dia, adalah upacara petik laut yang paling meriah dibanding daerah lain di Jawa dan Madura. Selain kekompakan dan kerukunan masyarakat, rangkaian kegiatannya juga sangat banyak dan menghibur.
“Di Muncar itu seminggu sebelum petik laut sudah ramai, beda dengan tempat lain,” katanya. Warga lain, Rohidi, 43, asal Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, me ngaku sudah datang ke Muncar ber sama istri dan anak sejak Senin malam (26/10).
“Kami ingin ikut larung sesaji. Ingin ngalap berkah,” cetusnya. Sementara itu, jelang larung sesaji yang akan dilaksanakan siang ini (29/10), para nelayan dari Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, menggelar kirab sesaji dengan mengelilingi kampung dan pantai.
Iring iringan pawai gitik sesaji itu dimeriahkan gamelan khas Madura dan diikuti seluruh nelayan hingga memadati jalan raya. Kirab gitik sesaji itu menjadi hibu ran bagi warga. Usai dikirab, gitik sesaji diletakkan di pelabuhan Muncar untuk didoakan.
“Usai didoakan, esok pagi (hari ini) kita larung,” ujar H. Harun, salah seorang tokoh nelayan Muncar. Petik laut tahun ini tampaknya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, petik laut dengan larung sesaji itu akan dilakukan di dua tempat.
Selain di pelabuhan Muncar, Desa Kedungrejo, petik laut juga akan dilaksanakan di Pelabuhan Satelit di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. (radar)
0 Response to "Petik Laut, Warga Luar Daerah Memadati Muncar"
Posting Komentar