gerak jalan tradisional arak arakan ogoh ogoh |
Berita Banyuwangi - Kemerianhan gerak jalan tradisional 45 kilometer (Km) yang start di lapangan Desa/ Kecamntan Gambiran, Banyuwangi sudah terlihat sejak siang kemarin (29/8). Sepanjang jalan dari lapangan menuju kawasan Jajag dipenuhi aktivitas masyarakat untuk memeriahkan acara pemungkas Agustusan tersebut.
Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, puluhan truk dan kendaraan bak terbuka terlihat lalu-lalang di sekitar lokasi sejak siaang. Umumnya kendaraan tersebut memuat perangkat audio. Jalanan di kawasan eks Yos cafe dipenuhi kendaraan tersebut.
Sementara itu, Warga yang tinggal di sekitar kawasan start tidak mau ketinggalan. Mereka juga ikut memeriahkan acara dengan cara menggelar hiburan di sejumlah titik. Salah satunya adalah kelompok kesenian Pari Kuning yang beranggota tenaga pendidikan di Kecamatan Gambiran (PGRI Kecamatan Gambiran).
Selama acara berlangsung, pentas ke- senian yang berlokasi di Krajan, Desa Gambiran, itu menyajikan gending-gending Banyuwangi. Sunyoto dari kesenian Pari Kuning mengatakan, pihaknya sejak pukul 14. 00 telah stand by di lokasi.
Semua personel kesenian tersebut, mulai pengrawit hingga wiyogo merupakan guru aktif di Kecamatan Gambiran. “Ini kita semua guru-guru mulai SD sampai SMA. Sejak pukul 14.00 kita sudah mulai.” ucapnya. Sementara itu, di pertigaan eks Yoscafe, para pemuda Dusun Sidorejo, Desa Yososmulyo, juga melakukan serangkaian atraksi kesenian.
Mereka men gusung ornamen berupa ogah- ogoh dan juga memainkan musik bale ganjur. Hempriyanto, 27, salah satu peserta ogah-ogah mengaku, atraksi tersebut melibatkan 70 orang sebagai pengusung sekaligus penari. Hal itu karena bobot ogah-ogoh mencapai 90 kilogram.
“Ini melibatkan sekitar 70 anggota,” ucapnya. Atraksi ogoh-ogoh ini sempat menarik perhatian rombongan bupati dan forpimda saat melintas di simpang tiga tersebut. Sementara itu, suasana di garis start cukup ramai. Terhitung sebanyak 168 peserta kelompok beregu terdaftar dalam acara tersebut.
Belum lagi para peserta penggembira yang tidak berangkat dari start. Sementara itu, hingga berita ini ditulis pukul 19.00 tadi malam pendaftar perorangan mencapai angka di atas 900 dan mendekati 1000 orang. “Ini kalau peserta perorangan nanti jelas tembus angka seribu, Mas,” ucap Reza, 20, salah satu panitia gerak jalan tradisional.
Sementara itu para peserta memiliki motivasi beragam dalam mengikuti acara tersebut. Haris Effendi, 28, peserta dari Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, mengatakan keikutsertaan dirinya bersama kelompok remaja masjid karena sebelumnya mereka menjuarai gerak jalan di desa. Kemarin kami juara tiga, jadi kali ini semangat ikut lagi,” ucapnya.
Lain halnya dengan Finky Belia, 14, siswi keIas VlII SMPN Srono. Dia mengaku sengaja mengikuti secara perorangan karena penasaran dan coba-coba. Dia mengaku tidak menargetkan sampai finis dan memilih berhenti di rumah. “Kita pengen asyik saja, tapi kita berhenti di rumah di Srono, tidak di finis,” ucapnya. (radar)
0 Response to "Meriahnya Gerak Jalan Tradisional"
Posting Komentar