Batu Kelabang Merah Asli Banyuwangi Ali Ditawar Rp 50 Juta

batu akik kelabang banyuwangi
batu akik kelabang banyuwangi

BANYUWANGI sebagai daerah yang memiliki garis pantai terpanjang di Jawa Timur, ternyata menyimpan sejuta keindahan alam yang luar biasa. Dibalik keindahan panorama debur ombak dan alam bawah laut, masih menyimpan kekayaan sumber daya alam berupa bongkahan batu akik.

Batu akik asli kabupaten berjuluk Sun Rise of Java itu banyak ditemukan hampir di sepanjang garis pantai, mulai dari Alas Purwo di Kecamatan Tegaldlimo, Pantai Grajagan di Kecamatan Purwoharjo, Pantai Teluk Hijau dan Pulau Merah di Kecamatan Purwoharjo, serta pesisir pantai lainnya.

Di setiap pesisir itu memiliki bentuk dan motif yang hampir mirip, dengan warna yang berbeda-beda. Dan itulah yang membuat penggemar dan pecinta akik asal Banyuwangi semakin menggandrungi pesona batu alam tersebut. Dengan ditemukan sejumlah batu akik asli Banyuwangi, kini mulai bermunculan penggemar dan perajin batu akik di daerah ujung timur pulau Jawa itu.

Banyaknya masyarakat yang menggemari dan mengoleksi batu akik, para perajin tumbuh bak jamur di musim hujan. Perajin batu akik tak hanya didominasi oleh perajin lama yang sudah mangkal di tempat tertentu, tapi mulai merambah di pinggir jalan raya hingga ke jalan gang di perkampungan penduduk.

Mereka banyak ditemui dan menerima orderan mengasah atau memoles. Di tempat perajin itu, setiap hari ramai dikunjungi warga. Tua maupun muda, kaum laki-laki maupun perempuan banyak yang menggunakan jasa para perajin ini untuk mengasah batu akik miliknya.

Tak hanya siang hari, pada malam hari masih ada warga yang nongkrong di tempat perajin untuk menunggu batu akik pesanannya. “Ramai yang memesan batu akik,” terang Sulistiyono, 30, asal Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh.

Sulistiyono mengaku sudah lama suka batu akik. Selama ini, juga sudah biasa mengasah batu mulai. Hanya saja, untuk menekuni kerajinan batu akik baru beberapa bulan terakhir. “Karena semakin banyak yang suka batu akik, ya saya tekuni,” terang teknisi instalatir listrik ini.

Untuk menekuni kerajinan batu akik ini, Sulistiyono hanya bermodal dua unit mesin gerinda listrik yang dimodifikasi dari mesin pompa air dan satu unit alat pemotong batu. Tempat untuk mengasah batu, memanfaatkan sudut pekarangan rumah.

“Banyak penggemar batu akik yang datang, sehari bisa mengasah hingga 20 batu,” katanya. Untuk mengasah satu batu akik, bapak satu anak ini mematok harga Rp 25 ribu. Menjamurnya para pengasah batu akik, tentu tidak lepas dari maraknya penambangan batu akik asal Banyuwangi, seperti batu leopard, sisik naga, kelabang merah, liris macan Banyuwangi, serta kelabang hitam.

“Batu ini asli Banyuwangi, kini sedang banyak dicari kolektor,” ujar Budi Anton, 36, salah seorang kolektor batu akik sambil menunjukkan batu akiknya. Batu hasil penambangan asal Banyuwangi, saat ini tengah menjadi incaran dan buruan para kolektor dari luar Banyuwangi.

Hanya saja, warga Banyuwangi sendiri masih belum mengenal batu asli dari telatah bumi Blambangan itu. Batu leopard dan sisik naga miliknya, saat pameran pernah ditawar hingga Rp 30 juta. Sementara untuk batu jenis kelabang merah, pernah ditawar Rp 50 juta.

“Barangnya langka, dan mungkin tidak ditemukan di daerah lain,” terangnya. Batu asal Banyuwangi dinilai memiliki kekuatan pada motif dan corak gambar. Mengenai corak warna, juga tidak kalah saing dengan panca warna Garut dan batu akik lain dari Jawa Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Kita memiliki khas tersendiri yang tak ada pada batu akik daerah lain,” katanya. Hanya saja, sampai saat ini belum ada sambutan dari Pemkab Banyuwangi untuk turut memopulerkan batu akik asli Banyuwangi. Padahal, booming akik ini mampu mendongkrak perekonomian masyarakat kecil.

Batu akik dinilai bisa mengangka derajat hidup masyarakat. Karena harga batu akik tergantung dari peminat dan pecintanya. Jika pembeli adalah kolektor dan memiliki pandangan lain terhadap batu tersebut, maka harganya juga akan naik dan mahal. “Banyak orang kaya mendadak gara-gara batu akik ini,” tandasnya.(radar)

0 Response to "Batu Kelabang Merah Asli Banyuwangi Ali Ditawar Rp 50 Juta"

Posting Komentar