sulastri cari pakan ternak |
Rumput yang sudah bercampur dengan abu vulkanik dari Gunung Raung itu, membuat ternak milik warga keculitan untuk mencerna. “Rumputnya harus dicuci dulu sebelum diberikan ke ternak,” ujar Samsudin, 56, salah seorang peternak sapi asal Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.
Para peternak di Desa Sumber Arum, terang dia, kini mulai kebingungan mencari pakan untuk ternaknya. Sebab, saat ini hampir sudah tidak ada lagi rumput yang hijau. “Tapi kita tetap mencari rumput, tapi harus dicuci pada air yang mengalir,” ungkapnya.
Warga yang ada di lereng Gunung Raung, juga tidak berani melepas ternaknya keluar dari kandang. Sebab, itu dianggap berisiko karena bisa terkena dampak abu vulkanik. “Sapinya bisa mengamuk, karena matanya pedih terkena abu,” cetus Sulastri, pemilik ternak lainnya.
Selama hujan abu vulkanik ini, terang dia, warga harus mencari rumput dua kali dalam sehari. Tidak semua rumput yang dibawa pulang, itu dapat dimakan hewan ternak. “Untuk mencari rumput, juga harus mencari waktu yang pas,” katanya.
Biasanya, jelas dia, warga mencari rumput itu menunggu matahari terbenam agar kadar air pada rum put mulai mengering. Sehingga, abu vulkanik mudah dibersihkan bila tertiup angin dan air sewaktu diber sihkan. Kita khawatir kesehatan ternak, rumput kena abu vulkanik tidak mau makan,” ungkapnya. (radar)
0 Response to "Tercemar Material Raung, Sulit Cari Rumput"
Posting Komentar